21 September 2009

Biru!


Percaya gag kalau mimpi dan dongeng itu lebih nyata daripada kenyataan itu sendiri?'




















biar guw berdongeng..sejenak,,^^


guw pernah bermimpi tentang suatu tempat yang jauh..tak terlihat dan terjamah tapi nyata..
suatu tempat dimana langkah kaki,,dan jabatan tangan,,dan tawa masih berbunyi sama...
hanya suara-suara yang terdengar begitu berbeda
mereka bicara bahasa yang aneh..

guw juga pernah bermimpi tentang sebuah senyum,,
yang terukir saat dunia dan detik waktu terasa berhenti buat guw dan dia..tetapi hidup terus berjalan,,hidup terus berlari,,
waktu terus menaiki anak tangga..
dunia tak berhenti saat kau terdiam

guw pernah bermimpi tentang ingatan...betapa pilu-nya sebuah harapan akan ingatan saat kita berhadapan dengan masa depan,,yang adalah sekarang..
tetapi kita selalu berjanji,,

guw juga pernah bermimpi tentang seseorang...







dongeng,,
orang selalu berkata bahwa kita berdongeng saat kita menyesal dan ingin kabur dari kenyataan..
lucunya,,saat kita berdongeng..kita mengisahkan sebuah cerita yang sangat nyata..jauh lebih nyata dari pada kenyataan itu sendiri,,
karena kenyataan selalu ilusif
karena tak ada yang lebih nyata daripada kita dan dongeng yang kita punya
kitalah dunia




guw pernah bermimpi bahwa suatu saat suara ini berdongeng untuk seseorang,,
untuk dia yang berjalan seiring waktu yang berhenti
dia yang tetap hidup,,walaupun guw selalu merasa kami telah mati

kami telah mati
tetapi tidak aku dan dia

semoga kau bahagia,,
dan suatu saat kita akan bertukar kenyataan di dalam suara..

dongengkan pada aku hari-hari mu,,
itu jauh lebih nyata buatku






12 September 2009

Puisi?


beberapa saat yang lalu,tepatnya siang tadi guw terdiam tak bergerak sehabis melahap nasi goreng guw di sebuah restoran (yayaya guw gag puasa)

di sana,,setengah termenung guw menunggu kedatangan seorang temen guw dari arah barat,,
di hadapan guw terbentang kaca panjang yang selayang pandang lu bisa ngeliat ke arah jalan raya,,
guw berada di restoran lantai dua yang di sisi tempat guw berada nya,,sepi..

guw bengong..

di kepala guw yg selalu penuh dengan notasi-notasi kata penuh intrik terbesit percakapan guw kemaren malem dengan temen guw tersebut,,gampangnya sih gini: guw crita guw lagi bikin puisi dan dia nyeletuk "ih guw c gag suka deh puisi"

di luar dugaan guw,,kata-kata tersebut...ckck,,T_T

trus fast forward ke saat itu lagi,,siang di jakarta lagi terik-teriknya pas guw liad temen guw itu lewat,,mengarah masuk ke gedung tempat guw berada

guw membetulkan posisi duduk guw yang kacau dan absurd,,berusaha terlihat normal. siang itu guw gada niat untuk menunjukan siapa guw dan apa guw sebenarnya
gag lah,,gag secepet ini. pikir guw

lalu temen guw dateng,,kita ngobrol-ngobrol gag jelas dan sesaat guw merasa kalo hari ini adalah hari yang sungguh biasa saja..
guw udah nyaris kebahisan kata-kata saat tiba-tiba dia bilang,,

"guw sih ya,,gag suka puisi...menurud guw orang-orang yang suka puisi tuh gag realistis,,gag mau ngeliat kenyataan yang ada,,dan sebagai gantinya malah nulis imajenasi..penakut untuk ngehadepin kenyataan"

guw tertegun,,
gadis di depan mata guw ini ternyata bisa sinis juga,,walaupun dia gag sadar..

lalu terbesit di pikiran guw
gimana guw harus kehilangan 'dia' saat 'dia' pergi ke tempat berjarak 10 juta itu,,
bagaimana guw harus berusaha keras mengambil kembali remote hidup guw,,
atau saat sobat guw hilang dan taman tempat guw berwacana menjadi sepi mendadak,,
atau gimana saat kemarin guw memandang ke layar hape dan mendapati nama teman guw ini berbinar di sana (dengan tinta hitam putih)

"i saw you trough my looking glass,,today..the figure of you in masmia
blackened in whitened till the point where im infected
kill me in stabs of your sorrow"

apakah guw kabur ke atas kertas karena guw takut akan kenyataan?'
atau malah guw tahu dan sangat sadar akan kenyataan yang bergerak di tiap dimensi guw,,dan malahan guw takut akan harapan dan imajenasi,,sehingga guw hanya bisa menuliskan nya?'

harapan itu lebih menyeramkan daripada kenyataan

guw menatap ke mata dia,,trus menjawab..

"guw berani menghadapi kenyataan,,karena itu guw gag menuliskan mereka tapi menghidupi nya..
guw menulis tentang imajenasi dan harapan karena guw..gag bisa menghadapi apa yang guw harapkan"

temen guw itu cuma diam,,
lalu mulut guw bergerak sendiri saat guw bilang dengan pelan..

"kalau segalanya cuma nyata dan kita selalu realistis,,artinya kita gagal secara logika,,kalo kita telalu banyak berimajenasi yang sedih,,kita gagal di jiwa..

guw nulis puisi karena guw gag pengen gagal di dua2nya.."