21 April 2010

pemandangan yang melupakan dan terlupakan



( gambar dari honey and clover. remember my first ever post?)










sungguh sulit buat gw untuk mengerti seni melupakan seseorang,



ini terpikirkan oleh gw saat beberapa hari yang lalu seorang teman baru aja bercerita tentang masalahnya (biasa...curcol..) dan berakhir pada pendapat dia sendiri bahwa dia harus melupakan sang subjek yang sedang kami bicarakan,
gw cuma ngangguk-ngangguk...lalu terpikir:

melupakan seseorang itu seni seperti apa ya?



gw selalu merasa bahwa ketika kita berkeinginan untuk melupakan, itu pasti berkaitan dengan masa lalu dan memori. pedih, senang, jahat, selalu ada kisah dibalik keinginan untuk meupakan.
tetapi buat gw, kisah apapun dibalik motivasi itu tidak menarik.
lebih menarik lagi:
apa yang benar-benar terjadi saat kau melupakan?



gw lalu terbayang pada pemandangan sepasang laki-laki dan perempuan yang berjalan di pinggir sungai di sore hari.
angin yang lewat perlahan,
harum shampo yang lembut,
bau samar rokok dan parfum dibalik kemeja,
sinar matahari yang menembus pelan dibalik rambut panjang terikat,

saat salah satu dari mereka berusaha melupakan, apakah hilang semua?
segala rekaman hal kecil yang kita hargai tinggi, hilang dari benak dan perasaan kita, seakan semua itu tak pernah terjadi?

tak pernah kita lihat?

tak pernah ada?


mungkin ada argumen " karena hal-hal itulah yang menyakitkan kalau di ingat"
tapi benarkah?
seandainya gw diberikan pilihan untuk melupakan, gw memilih untuk sakit dan mengingat!
karena gw ngga bisa mengerti seperti apa rasanya jika segala memori terhapus,
seakan mereka tak pernah ada
benarkah itu yang terbaik?



gw mungkin sangat naif jika bicara seperti itu, tapi hey! gw pernah sakit hati, dan gw ngga melupakan.
gw hanya menaruhnya di rak dan membiarkannya tergeletak di dalam sana. biasa saja.

biasa saja.


kata "melupakan" buat gw terdengar seperti kata paling hipokrit yang bisa terucap, karena saat kita bilang bahwa kita ingin melupakan maka sesungguhnya kita sangat tidak ingin melupakan.
gw percaya itu, sehingga selalu bertanya: seperti apakah seni melupakan itu?


apakah seni itu sangat indah sehingga banyak orang teradiksi olehnya?




dan gw jadi ingin melihat pemandangan seseorang yang ingin melupakan,
sama ingin nya dengan melihat pemandangan seseorang yang jatuh cinta


mungkin mereka sama rapuhnya...

15 April 2010

Abstraksi di layar datar nan mungil


Entah kenapa ekspektasi itu seperti sms-an


















bukan, bukan bahwa gaya berekpetasi menentukan berapa gaulnya anda (seperti betapa riskannya gaya smsan itu)
tapi bahwa ekspektasi itu adiktif


ok, refrase: ekpektasi itu seperti nikotin!
meracun, merasuk, membunuh, tapi ya itu...adiktif!


gw baru sadar hal ini secara utuh kemarin, saat mata gw terpaku kaku di depan layar datar mungil hape,
ya, gw berekpetasi. padahal secara sadar dan utuh gw tahu bahwa ekpektasi itu ga penah membawa sesuatu yang baik,
gw ulang...GA PERNAH membawa sesuatu yang baik.


kenapa ini dibahas?
karena lucunya gw pernah terlibat pembicaraan dengan seorang teman dulu, tentang betapa racunnya ekpektasi itu
"ekpektasi itu seharusnya ditiadakan. ekpektasi nol persen! kalo ngga ya pasti ada aja kekecewaan"

seperti lirik lagu "anticipation (and expextation) are old habit to set you up, for disappointment"
ekpektasi memang menjurus ke kekecewaan,
kita semua tahu itu

kita semua sadar itu
tetapi kita semua melakukan nya lagi, lagi, dan lagi



dugaan itu adiksi paling berkarat dalam hidup. lupakan alkohol dan nikotin, lupakan lintingan ganja.
dugaan membunuhmu dengan lebih perlahan dan pasti, tetapi kita tak pernah bisa berhenti..

pertanyaan gw, kenapa?
kenapa menjadi adiksi?

lau gw sadar...bahwa ekpetasi itu seperti diazepam: dia menenangkan kita sebelum badai
karena itu kita berekpetasi,

kita tahu sesuatu yang buruk akan terjadi, atau kita sesungguhnya berharap sesuatu yang buruk terjadi,
sehingga kita menghibur diri,
tenggelam dalam euphoria ekpetasi
sesaat, kita hanya ingin bahagia..
dan yang fatal adalah saat ekpetasi berubah menjadi virus didalam pemikiran yang ber-sporadis dan melembaga menjadi anggapan bahwa ekpetasi kita adalah kenyataan

fiktifasi menjadi nyata dalam relativitas imajenasi, semua karena euphoria ekpetasi
fatal!




sekarang gw jadi takut, bahwa selama ini keinginan gw untuk berhenti berekpetasi itu sama bodohnya dengan membuang garam ke laut dan sama salahnya seperti meminum bir dengan es

keinginan untuk berhenti ber-ekpetasi itu sangat sia-sia






bagaimana dengan harapan?
maaf, gw masih terbalut kecewa untuk lebih banyak bicara....


12 April 2010

typo!

gw suka typo


kalo gw perhatiin, typo itu seperti penyakit akut yang dialami siapapun: penulis besar, novelis legendaris, sampai blogger amatir tak dikenal
typo is one of the solemn mistake we always do
dan gw suka typo
(btw, yg ga tau typo, itu kesalahan ketik. kayak tapi jadi taip dll)


kenapa tiba-tiba? tadi gw baru aja baca postingan lama gw, dan hey! gw banyak melakukan typo! so, gw berusaha mengedit typo-typo tersebut...
and then, gw terdiam


gw suka typo
kesalahan ketik itu terasa jujur banget, seakan saat typo terjadi, untuk sejenak topeng apapun yang kita pakai lepas
luluh lantak di meja selama sepersekian detik
lalu saat typo itu kau baca, pasti nanti kau akan tertawa
typo...menjadi katalis kepolosan kita

ok, mungkin lebay, but hell i dont care.

apalagi ketika typo tersebut membawa bunyi kata-kata baru yang terdengar segar dan menyembunyikan makna lebih dalam (yang kadang hanya kau karang-karang saja)
seperti "Folk" menjadi "Filk"
atau "live and love" menjadi "live and loev"
sejenak, kau menjadi bodoh dan jujur...
Kau kehilangan semua tameng mu
semua senjata kamu

lebay?
typo buat gw menjadi metafora. segala aspek hidup kita selalu diselingi typo: kesalahan kecil yang means nothing
and it does means nothing...but then again..
you wasn't looking at it right.



typo?
saat kita bilang "i love you" dan menyesal
saat kita menulis cita-cita waktu SD lalu lupa
saat kita menonton TV dan merasa hidup kita datar
saat kemudian kau terpaku di layar tv dan sadar : "hei, my life's is much more eclectic than those"

typo
lalu kau tertawa melihat betapa bodohnya kamu, atau malah marah karena kau tak bisa lebih baik
tapi untuk apa marah dan tertawa? itu pasti terjadi lagi
kesalahan kecil. saat kau menjadi benar-benar diri sendiri dan...jujur





typo
tyop


well, thanks for reminding me:
"mistakes happens, snap out of it"